LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
(PKL)
DI JAKARTA - BANDUNG
Oleh:
Rina Susi Susanti
Via Andriyani
Elma Eviana
Nurma Kumala Sari
Devy Isnaeni
Mutiasari
|
1420310025
1420310026
1420310027
1420310029
1420310030
|
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
BISNIS SYARIAH
JURUSAN SYARIAH DAN
EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI KUDUS
2016
PENGESAHAN
Laporan Kelompok Praktik Kerja
Lapangan Mahasiswa (PKL) di Bandung dan Jakarta yang telah dilaksanakan pada
tanggal 22 – 26 Agustus 2016 oleh:
NO
|
NAMA
|
NIM
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Rina Susi Susanti
Via Andriyani
Elma Eviana
Nurma Kumala Sari
Devy Isnaeni Mutiasari
|
1420310025
1420310026
1420310027
1420310029
1420310030
|
Jenjang Studi : Strata 1
Program Studi : Manajemen Bisnis Syari’ah ( MBS )
Jurusan : Syari’ah Dan Ekonomi Islam
Dapat disyahkan dan diterima sebagai
salah satu syarat guna menyelesaikan Jenjang Studi Strata 1 Jurusan Syari’ah
Dan Ekonomi Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus.
Kudus,
08 September 2016
Mengetahui
|
|
Plt.
Ketua Jurusan Syari’ah dan EI
|
Dosen
Pembimbing Lapangan
|
H.
Shobirin, S.Ag., M.Ag
|
Suhadi,
S.E., M.S.A
|
NIP.
197602252003121002
|
NIP.197508062009011008
|
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohiim
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan Laporan Praktik Kerja
Lapangan ini tepat pada waktunya dengan baik pada 22-26 Agustus 2016 di Jakarta
dan Bandung. Lokasi yang dikunjungi adalah PT Bursa Efek Indonesia, Museum Bank
Indonesia, Universitas Indonesia, TMII, TIC, Cibaduyut, dan Trans Studio
Bandung.
Laporan yang kami buat
ini berjudul “LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI JAKARTA - BANDUNG”.
Laporan ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktik Kerja Lapangan
(PKL).
Laporan ini dapat kami selesaikan dengan baik dan
lancar berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak
Dr. Fathul Mufid, M.S.I selaku Ketua STAIN Kudus yang telah memberikan
pengarahan dan dorongan moral kepada kami.
2. Bapak
Dr. M. Saekan Muchith, S.Ag., M.Pd selaku Wakil Ketua I
STAIN Kudus.
3. Bapak
Dr. H. Abdurrohman Kasdi, Lc., M.S.I selaku Ketua Jurusan Syariah dan Ekonomi
Islam STAIN Kudus.
4. Bapak
Suhadi, S.E., M.S.A selaku Ketua Prodi Manajemen Bisnis Syari’ah dan Ekonomi
Islam STAIN Kudus dan Dosen Pembimbing Lapangan yang selalu membimbing dan
mengarahkan kami.
5. PT.
Mikro Aiko Utama, Bapak driver, kak Aris Mansyur atau kami sebut dengan Kak Inces sebagai
tour leader yang membimbing kami selama PKL di Bandung dan Jakarta.
6. Kedua
orang tua kami yang selalu memberikan kasih sayang dan do’a restunya.
7. Teman-teman
senasib dan seperjuangan yang telah bersama-sama melaksanakan tugas mulia ini,
baik dalam keadaan suka maupun duka.
8. Pihak-pihak
lain yang tidak saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan dengan segala kekurangannya. Untuk itu penulis mengharapkan adanya
kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan dari laporan praktik kerja
lapangan ini. Akhir kata penulis berharap, semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi rekan-rekan mahasiswa-mahasiswi dan pembaca sekaligus demi menambah
pengetahuan tentang Praktik kerja Lapangan.
Kudus, September
2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ................................................................................................. i
Halaman
Pengesahan ....................................................................................... ii
Kata
Pengantar................................................................................................. iii
Daftar
Isi.......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ......................................................................... ........... 1
B. Ruang
Lingkup ........................................................................ ........... 1
C. Tujuan
dan Manfaat PKL .................................................................... 1
BAB II GAMBARAN UMUM
A. PT
Bursa Efek Indonesia ..................................................................... 3
B. Museum
Bank Indonesia ......................................................... ........... 13
C. Universitas
Indonesia............................................................... ........... 16
D. Cibaduyut.................................................................................
18
BAB III Hasil temuan di lapangan
A. PT
Bursa Efek Indonesia ..................................................................... 22
B. Museum
Bank Indonesia ..................................................................... 25
C. Universitas
Indonesia .......................................................................... 27
D. Cibaduyut
............................................................................................ 34
BAB
IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN................................................ 36
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
.......................................................................................... 38
B. Saran
........................................................................................ ........... 38
C. Penutup
.................................................................................... ........... 39
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................ ........... 40
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Jadwal
Praktik Kerja Lapangan ........................................................... ........... 41
Dokumentasi......................................................................................... ........... 43
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan sebuah mata
kuliah wajib yang harus di ikuti oleh mahasiswa STAIN KUDUS yang mana di
dalamnya tercakup ketiga Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan,
penelitian, dan pengabdian. Dalam pelaksanaanya, mahasiswa diharapkan tidak
hanya mampu mengaplikasikan segala ilmu dan teori-teori yang telah didapatkan
di bangku perkuliahan, tetapi juga harus mampu menimba pengetahuan baru dan bekerja
sama di tempat mereka melakukan praktek profesi ini, baik di dunia usaha dan
dunia pemerintah.
B.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) dilakukan penulis di Jakarta-Bandung. Lokasi pencarian data di
PT Bursa Efek Indonesia, Museum Bank Indonesia, Universitas Indonesia, dan
Cibaduyut di Bandung.
C.
Tujuan dan Manfaat PKL
1. Tujuan
Praktik Kerja Lapangan
a. Sebagai
salah satu syarat akademik dalam menyelesaikan pendidikan program S-1.
b. Mendidik
dan melatih mahasiswa-i agar mendapatkan kerja praktis tentang aplikasi
pengelolaan keuangan di organisasi.
c. Mampu
membandingkan antara ilmu yang diperoleh di perkuliahan secara teori dengan
salama praktik kerja lapangan.
d. Memperkenalkan
mahasiswa-i pada situasi kerja yang sebenarnya.
2. Manfaat
Praktik Kerja Lapangan
a. Bagi
Mahasiswa
1)
Mahasiswa-i dapat mengakomodasikan
antara konsep atau teori yang diperoleh dari perkuliahan dengan kenyataan
operasional dilapangan kerja sesungguhnya sehingga makna belajar akan lebih
tinggi.
2)
Sebagai media untuk mengenal lingkungan
kerja yang berbeda dengan lingkungan kampus.
b. Bagi
STAIN KUDUS
1)
Perguruan Tinggi khususnya STAIN Kudus
akan lebih siap dalam proses pendidikan untuk berintegrasi antara mahasiswa
dengan para praktisi di lapangan sehingga kurikulum perguruan tinggi dapat di
sesuaikan dengan kebutuhan.
2)
Menjadi sarana komunikasi langsung
antara pihak Perguruan Tinggi dengan masyarakat.
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
(PKL)
A.
Bursa Efek Indonesia
1. Letak
Geografis
Bursa efek
Indonesia terletak di Gedung Efek Indonesia, Menara I Jl. Jend. Sudirman Kav
52-53 Jakarta Selatan 12190, Indonesia.
2. Sejarah
Perusahaan
Secara historis,
pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa
efek telah ada sejak zaman colonial Belanda tepatnya pada tahun 1912 di
Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk
kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.
Meskipun pasar
modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhannya tidak
berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar
modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti
Perang Dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada
pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi
bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Pemerintah
Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977 dan
beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan
beberapa insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.
Secara singkat, tonggak
perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:
a. 14
Desember 1912: Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh
Pemerintah Hindia Belanda.
b. 1914-1918:
Bursa efek di Indonesia ditutup selama Perang Dunia I.
c. 1925-1942:
Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Surabaya dan
Bursa Efek di Semarang.
d. Awal
tahun 1939: Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek
Di Semarang dan Surabaya ditutup.
e. 1942-1952:
Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II.
f. 1952:
Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar Modal 1952, yang
dikeluarkan oleh Menteri kehakiman (Lukman Wiradinata) dan Menteri Keuangan
(Prof. DR. Sumitro Djojohadikusumo). Instrumen yang diperdagangkan: Obligasi
Pemerintah RI (1950).
g. 1956:
Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa efek semakin tidak aktif.
h. 1956-1977:
Perdagangan di Bursa Efek vakum.
i.
10 Agustus 1977: Bursa Efek diresmikan
kembali oleh Presiden Soeharto. Bursa Efek Jakarta (BEJ) dijalankan dibawah
BAPEAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai
HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go
public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama.
j.
1977-1987: Perdagangan di Bursa Efek
lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24 emiten. Masyarakat lebih
memilih instrument perbankan dibandingkan instrumen pasar modal.
k. 1987:
Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan
kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan penawaran umum dan investor asing
menanamkan modal di Indonesia.
l.
1988-1990: Paket Deregulasi dibidang
perbankan dan pasar modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas
Bursa terlihat meningkat.
m. 2
Juni 1988: Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulia beroprasi dan dikelola oleh
Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE) sedangkan organisasinya terdiri dari
broker dan dealer.
n. Desember
1988: Pemerintah mengeluakan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan
kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang
positif bagi pertumbuhan pasar modal.
o. 16
Juni 1989: Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroprasi dan dikelola Perseroan
Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa efek Surabaya.
p. 13
Juli 1992: Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar
Modal. Tanggal ini diperingati sebgai HUT BEJ.
q. 22
Mei 1955: Sistem Otomasi Perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem komputer
JATS (Jakarta Automated Trading Systems).
r.
10 November 1995: Pemerintah
mengeluarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1955 tentang Pasar Modal. Undang-Undang
ini mulai diberlakukan Januari 1996.
s. 1995:
Bursa Paralel Indonesia Merger dengan Bursa Efek Surabaya.
t.
2000: Sistem perdagangan tanpa Warkat (scripless
trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
u. 2002:
BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote tranding).
v. 2007:
Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah
nama menjdi Bursa Efek Indonesia (BEI).
3. Visi
dan Misi
Visi:
Menjadi Bursa yang kompetitif dengan kreadibilitas tingkat dunia.
Misi:
menciptakan
daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui pemberdayaan Anggota
Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya serta penerapan good
govermance.[1]
4. Struktur
Organisasi
a. Dewan
komisaris
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1.
|
I Nyoman Tjeger
|
Komisaris Utama
|
2
.
|
Mustofa
|
Komisaris
|
3.
|
Chaeruddin
Berlian
|
Komisaris
|
4.
|
Johnny Darmawan
|
Komisaris
|
5.
|
Felix
Oentoeng Soebagjo
|
Komisaris
|
b. Dewan
Direksi
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1.
|
Erry
Firmansyah
|
Direktur
Utama
|
2.
|
M.S.
Sembiring
|
Direktur
Perdagangan Saham, Penelitian dan Pengembangan Usaha.
|
3.
|
T.
Guntur Pasaribu
|
Direktur
Perdagangan Fixed Income dan Derivatif, Keanggotaan dan Partisipan
|
4.
|
Justitia
Tripurwasani
|
Direktur
Pengawasan
|
5.
|
Eddy
Sugito
|
Direktur
Pencatatan
|
|
Bastian
Purnama
|
Direktur
Teknologi dan Informasi
|
7.
|
Sihol
Slagian
|
Direktur
Administrasi
|
c. Kepala
Divisi/ Kepala Satuan
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1.
|
Friderica Widyasari
Dewi
|
Sekretaris Perusahaan
|
2.
|
Mohammad Mukhlis
|
Satuan Manajemen
Risiko
|
3.
|
Widodo
|
Satuan Pemeriksaan
Internal
|
4.
|
RR Nur Harjantie
(Pjs.)
|
Sentra Informasi dan
Edukasi
|
d. Direktorat
Pengawasan
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1.
|
Hamdi Hassarbaini
|
Pengawasan Transaksi
|
2.
|
Dewi Arum
Prasetyaningtyas
|
Hukum
|
3.
|
Kristian S. Manullang
|
Satuan Pemeriksaan
Anggota Bursa &Partisipan
|
e. Direktorat
Pencatatan
No
|
Nama
|
Jabata
|
1.
|
I Gede Nyoman B. Y.
|
Pencatatan Sektor
Riil
|
2.
|
Umi Kulsum
|
Pencatatan Sektor
Jasa
|
3.
|
Saptono Adi Junarso
|
Pencatatan Surat
Utang
|
f. Direktorat
Perdagangan Fixed Income & Derivatif
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1.
|
Erna Dewayani
|
Perdagangan Fixed
Income
|
2.
|
Hari Purnomo
|
Perdagangan Derivatif
|
g. Direktorat
Keanggotaan & Partisipan
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1.
|
Bambang Widodo
|
Keanggotaan
|
h. Direktorat
Perdagangan Saham
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1.
|
Supandi
|
Perdagangan Saham
|
i.
Direktorat Penelitian & Pengembangan
Usaha
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1.
|
Kandi Sofia S. Dahlan
|
Riset &
Pengembangan Produk
|
2.
|
Wan Wei Yiong
|
Pemasaran
|
j.
Direktorat Administrasi
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1.
|
Yohanes A. Abimanyu
|
Keuangan
|
2.
|
Isharsaya
|
Umum
|
3.
|
Mirna Kurniawati
|
Sumber Daya manusia
|
k. Direktorat
Teknologi Informasi
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1.
|
Yohanes Liauw
|
Operasi Teknologi
Informasi
|
2.
|
Didil Agung Laksono
|
Pengembangan Solusi
Bisnis Teknologi Informasi
|
l.
Spesialis Setingkat Kepala Divisi
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1.
|
Edison Hulu
|
Chief Economist
|
5. Instrument
/ Produk Bursa Efek Indonesia
Produk atau
surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal umumnya dibedakan menjadi
dua, yaitu surat berharga yang berbentuk kepemilikan dan surat berharga yang
berbentuk utang. Beberapa instrumen atau produk yang lazim diterbitkan dan
diperdagangkan pada pasar modal yaitu sebagai berikut:
a. Saham
Biasa (Common Stock)
Saham biasa
adalah tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu
perusahaan.Ciri saham biasa adalah dividen mendapat keuntungan, perusahaan
mendapat keuntungan, memiliki hak suara, dan hak memperoleh pembagian kekayaan
usaha jika perusahaan bangkrut setelah kewajiban perusahaan dilunasi. Di antara
jenis saham biasa ada yang disebut dengan saham unggulan (blue chips),
yaitu saham yang diterbitkan oleh perusahaan besar dan terkenal yang sudah lama
memperlihatkan kemampuan untuk memperoleh keuntungan dan pembayaran dividen. Saham
yang tergolong unggulan, antara lain saham PT Telkom Tbk, PT Gudang Garam Tbk,
PT Unilever Tbk, atau PT HM Sampoerna.
b. Bukti
Right (Right Issue)
Right
issue adalah hak bagi pemodal untuk membeli saham baru
yang dikeluarkan emiten. Karena merupakan hak, investor tidak terikat untuk
harus membelinya. Ini berbeda dengan dividen, yang secara otomatis diterima
pemegang saham. Imbalan yang diperoleh oleh pembeli right issue adalah
sama dengan membeli saham, yaitu dividen atau capital gain. Risiko
investasi right issue yang dihadapi investor adalah menurunnya dividen
persaham atau bahkan rugi dalam jual beli saham (capital loss).
c. Obligasi
(Bonds)
Obligasi adalah
surat pengakuan utang dari perusahaan dengan kesanggupan untuk mengembalikan
pokok utang dan bunganya secara periodik pada waktu yang telah ditentukan. Bunga
dalam obligasi dikenal dengan istilah kupon. Pembayaran kupon ini bisa tahunan,
semesteran atau juga bisa triwulanan. Seperti juga saham, dalam obligasi juga
dimungkinkan memperoleh capital gain. Obligasi mengandung suatu
perjanjian yang mengikat antara kedua pihak, yaitu pemberi pinjaman (penerbit
obligasi) dan penerima pinjaman.Penerbit obligasi menerima pinjaman dari
pemegang obligasi dengan ketentuan-ketentuan yang sudah diatur, baik mengenai
jatuh tempo pelunasan, besarnya pokok utang, dan bunga yang harus dibayarkan.
d. Saham
Preferens atau Saham Istimewa (Preferred Stock)
Saham preferens
merupakan gabungan (hybrid) antara obligasi dan saham biasa, artinya di
samping memiliki karakteristik seperti obligasi (memberikan hasil yang tetap),
juga memiliki karakteristik saham biasa. Saham preferens adalah saham yang
memberikan prioritas pilihan kepada pemegangnya antara lain, hak untuk
didahulukan dalam memperoleh dividen, hak menukar sahamnya dengan saham biasa,
hak mendapat dividen dalam jumlah tetap dan risiko kepemilikan saham yang lebih
kecil dari saham biasa, hak untuk memengaruhi manajemen terutama dalam
pencalonan pengurus.
e. Waran
(Warrant)
Seperti halnya right
issue, waran adalah produk turunan dari efek. Waran adalah hak untuk
membeli saham biasa pada waktu dan harga yang sudah ditentukan. Biasanya waran
dijual bersamaan dengan surat berharga lain, misalnya obligasi atau saham.
Waran diterbitkan dengan tujuan agar pemodal tertarik membeli obligasi atau
saham yang diterbitkan emiten.Pada keadaan suku bunga tinggi, tentunya investor
lebih suka menginvestasikan dananya di bank. (Sumber: Garis Besar Ekonomi
Amerika,Deplu AS).[2]
f. Reksadana
(Mutual Fund)
Reksadana
merupakan dana kumpulan investor untuk bersama-sama berinvestasi di berbagai
pilihan instrument finansisal. Artinya dengan dana terbatas tetap memiliki
difersifikasi saham atau obligasi. Dipilihkan oleh manajer investasi
profesional. Reksadana ini cocok untuk pemula. (Sumber: Materi Kunjungan di
Bursa Efek Indonesia)
6. Prosedur
dan Mekanisme Manajemen
Mekanisme Kerja
Bursa Efek terjadi dua jenis penawaran, yaitu pasar perdana dan pasar sekunder.
a. Pasar
Perdana
Pasar Perdana
adalah interaksi permintaan dan penawaran surat berharga yang baru diterbitkan
secara langsung antara emiten dan investor tanpa melalui pasar modal. Jadi,
penawaran efek dari emiten kepada pemodal berlangsung dalam masa tertentu dan
efek tersebut belum dicatatkan di bursa. Di pasar perdana, biasanya emiten
melakukan suatu penawaran yang disebut penawaran umum perdana (initial
public offering atau IPO).
Berikut
ciri-ciri pasar perdana antara lain: harga saham tetap; tidak dikenakan komisi;
hanya untuk pembelian saham; pemesanan dilakukan melalui agen penjual; jangka
waktu terbatas; uang hasil penjualan menjadi milik emiten.
. b. Pasar
Sekunder
Pasar sekunder
ialah bentuk interaksi permintaan dan penawaran surat berharga yang sudah
beredar di pasar secara terus-menerus di pasar modal dan harga dibiarkan
berfluktuasi sesuai dengan mekanisme pasar. Intinya pasar sekunder adalah pasar
tempat sekuritas yang diperdagangkan di pasar primer diperjualbelikan
kembali.Transaksi di pasar sekunder berlangsung beberapa saat setelah transaksi
di pasar primer selesai dilakukan.
Berikut
ciri-ciri pasar sekunder antara lain: harga berfluktuasi sesuai dengan
mekanisme pasar; dikenakan komisi; pemesanan dilakukan melalui anggota bursa;
jangka waktu tidak terbatas; digunakan untuk pembelian dan penjualan saham;
uang hasil penjualan menjadi milik pihak penjual atau pemilik sekuritas.
Sebelum dapat melakukan transaksi, investor harus menjadi nasabah di salah satu
perusahaan efek. Perusahaan efek mewajibkan kepada nasabahnya untuk
mendepositokan sejumlah uang tertentu sebagai jaminan bahwa nasabah tersebut
layak melakukan transaksi saham. Dalam perdagangan saham, jumlah yang
diperjualbelikan dilakukan dalam satuan perdagangan yang disebut lot. Satu lot
senilai dengan 500 saham, yang merupakan batas minimal pembelian saham. Namun
saat ini setiap 1 lot senilai dengan 100 saham. Transaksi saham diawali dengan
pesanan untuk harga tertentu. Pesanan tersebut dapat disampaikan, baik secara
tertulis maupun lisan (telepon) kepada perusahaan efek melalui sales/dealer.
Pesanan tersebut harus menyebutkan nilai transaksi jual beli efek dengan harga
yang diinginkan. Misalnya, Mr. Bond berminat membeli saham PT XYZ, Tbk.
sebanyak 5 lot (100 saham) pada harga Rp500, per saham. Pesanan tersebut akan
diteliti oleh perusahaan efek (misalnya adanya dana yang cukup untuk
transaksi). Kemudian pesan disampaikan kepada pialang di lantai bursa untuk
dilaksanakan. Pialang inilah yang akan bertindak untuk melakukan jual beli di
lantai bursa melalui orang yang ditunjuk sebagai Wakil Perantara Pedagang Efek
(WPPE).
Perdagangan efek
di pasar sekunder berlangsung secara reguler dan diselenggarakan oleh BAPEPAM.
Pelaksanaannya dilakukan setiap hari kerja, mulai Senin sampai dengan Jumat dan
berlangsung dalam dua sesi, yaitu:
1) Sesi
pertama, pukul 10.00–12.00 WIB
2) Sesi
kedua, pukul 13.00–14.00 WIB (kecuali Jumat, sesi kedua tidak dilaksanakan).
Pada pasar ini,
sistem perdagangan efek terbagi menjadi dua bagian, yaitu sistem kol dan sistem
terus-menerus. Sistem kol adalah sistem perdagangan yang dipimpin oleh petugas
bursa yang disebut pemimpin kol. Efek yang diperdagangkan dalam sistem kol
adalah efek yang kali pertama di catat di bursa dan dilakukan selama dua hari
berturut-turut. Sedangkan pada sistem terus-menerus efek diperdagangkan oleh
anggota bursa secara langsung tanpa melalui pemimpin kol akan tetapi, ada
pejabat bursa yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan sistem ini. Baik pada
sistem kol maupun sistem terus menerus, transaksi perdagangan efek dilakukan
secara tunai yang jangka waktu penyelesaiannya dilakukan selambat-lambatnya
empat hari terhitung sejak transaksi dilakukan.[3]
B.
Museum Bank Indonesia
1. Letak
Geografis Lokasi
Museum
Bank Indonesia adalah sebuah museum di Jakarta, Indonesia yang terletak di Jl. Pintu Besar Utara No.3, Jakarta
Barat (depan stasiun Bis Kota), dengan menempati area bekas gedung Bank
Indonesia Kota yang merupakan cagar budaya peninggalan De Javasche Bank
yang beraliran neo-klasikal, dipadu dengan pengaruh lokal, dan dibangun pertama
kali pada tahun 1828.
2. Fisolofi
Museum Bank Indonesia
Museum
ini menyajikan informasi peran Bank Indonesia dalam perjalanan sejarah bangsa
yang dimulai sejak sebelum kedatangan bangsa barat di Nusantara hingga
terbentuknya Bank Indonesia pada tahun 1953 dan kebijakan-kebijakan Bank
Indonesia, meliputi pula latar belakang dan dampak kebijakan Bank Indonesia
bagi masyarakat sampai dengan tahun 2005. Penyajiannya dikemas sedemikian rupa
dengan memanfaatkan teknologi modern dan multi media, seperti display
elektronik, panel statik, televisi plasma, dan diorama sehingga menciptakan
kenyamanan pengunjung dalam menikmati Museum Bank Indonesia. Selain itu
terdapat pula fakta dan koleksi benda bersejarah pada masa sebelum terbentuknya
Bank Indonesia, seperti pada masa kerajaan-kerajaan Nusantara, antara lain
berupa koleksi uang numismatik yang ditampilkan juga secara menarik.
Peresmian
Museum Bank Indonesia dilakukan melalui dua tahap, yaitu peresmian tahap I dan
mulai dibuka untuk masyarakat (soft opening) pada tanggal 15 Desember
2006 oleh Gubernur Bank Indonesia saat itu, Burhanuddin Abdullah, dan peresmian tahap
II (grand opening) oleh Presiden RI
Susilo Bambang Yudhoyono, pada tanggal 21 Juli
2009.
Bank
Indonesia (BI) sebagai bank sentral merupakan lembaga yang sangat vital dalam
kehidupan perekonomian nasional karena kebijakan-kebijakan yang ditempuh oleh BI
akan memiliki dampak yang langsung dirasakan oleh masyarakat. BI yang didirikan
pada tanggal 1 Juli 1953, telah lebih dari setengah abad melayani kepentingan
bangsa. Namun masih banyak masyarakat yang tidak mengenal BI, apalagi memahami
kebijakan-kebijakan yang pernah diambilnya, sehingga seringkali terjadi salah
persepsi masyarakat terhadap BI. Masyarakat sering memberikan penilaian negatif
terhadap BI karena tidak cukup tersedianya data atau informasi yang lengkap dan
akurat yang dapat diakses dan dipahami dengan mudah oleh masyarakat.
Usia
setengah abad lebih ini akan semakin panjang lagi apabila diperhitungkan juga
peran dari pendahulunya, yaitu De Javasche Bank (DJB) yang didirikan
pada tahun 1828 atau 177 tahun yang lalu. Sementara itu, gedung BI Kota yang
dulu dibangun dan digunakan oleh DJB, kemudian dilanjutkan pemakaiannya oleh BI
dan saat ini praktis kosong tidak digunakan lagi, merupakan gedung yang
mempunyai nilai sejarah tinggi yang terancam kerusakan apabila tidak
dimanfaatkan dan dilestarikan. Pemerintah telah menetapkan bangunan tersebut
sebagai bangunan cagar budaya. Di samping itu BI juga memiliki benda-benda dan
dokumen-dokumen bersejarah yang perlu dirawat dan diolah untuk dapat memberikan
informasi yang sangat berguna bagi masyarakat.
Dilandasi
oleh keinginan untuk dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai
peran BI dalam perjalanan sejarah bangsa, termasuk memberikan pemahaman tentang
latar belakang serta dampak dari kebijakan-kebijakan BI yang diambil dari waktu
ke waktu secara objektif, Dewan Gubernur BI telah memutuskan untuk membangun
Museum Bank Indonesia dengan memanfaatkan gedung BI Kota yang perlu
dilestarikan. Pelestarian gedung BI Kota tersebut sejalan dengan kebijakan
Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang telah mencanangkan daerah Kota
sebagai daerah pengembangan kota lama Jakarta. Bahkan BI diharapkan menjadi
pelopor dari pemugaran/ revitalisasi gedung-gedung bersejarah di daerah Kota.
Hal
inilah yang antara lain menjadi pertimbangan munculnya gagasan akan pentingnya
keberadaan Museum Bank Indonesia, yang diharapkan menjadi suatu lembaga tempat
mengumpulkan, menyimpan, merawat, mengamankan, dan memanfaatkan aneka benda
yang berkaitan dengan perjalanan panjang BI. Saat ini memang telah ada beberapa
museum yang keberadaannya mempunyai kaitan dengan sejarah BI, namun
museum-museum tersebut masih belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat.
Selain itu, gagasan untuk mewujudkan Museum Bank Indonesia juga diilhami oleh
adanya beberapa museum bank sentral di negara lain, sebagai sebuah lembaga yang
menyertai keberadaan bank sentral itu sendiri.
C.
Universitas Indonesia
1. Letak
geografis
Universitas
Indonesia terletak di Jl. Salemba Raya No. 4, Jakarta, dan Kampus Baru
Universitas Indonesia, Depok 16424
2. Sejarah
Gubernur
kolonial Belanda mulamula mendirikan universitas ini pada tahun 1849, dan pada
Januari 1851 lembaga ini diberi nama Dokter Djawa School (Sekolah Dokter
Jawa). Di akhir abad ke-19, pada tahun 1898, nama sekolah diubah menjadi School
tot Opleiding van Indische Artsen (Sekolah Kedokteran bagi Dokter
Pribumi) atau STOVIA.
STOVIA berfungsi
sebagai sekolah kedokteran terkemuka di Indonesia sebelum ditutup pada tahun
1927. Meskipun demikian, sebuah Sekolah Kedokteran didirikan bersamaan dengan
sekolah tinggi lain di kota-kota di Indonesia. Sekolah tinggi tersebut menjadi
kerangka dasar dibentuknya Nood-universiteit (Universitas Darurat) yang
didirikan pada tahun 1946.
Pada tahun 1947 Nood-universiteit
berganti nama menjadi Universiteit van Indonesië yang terletak di
jantung Kota Jakarta.
Pada tahun 1950,
Universiteit van Indonesië digabung menjadi “Universiteit Indonesia”.
Antara tahun
1954-1963 fakultas-fakultas yang terletak di luar Kota Jakarta kemudian berdiri
sendiri sebagai perguruan tinggi mandiri.
Pada tahun 1963, Universitas
Indonesia terdiri atas 13 fakultas yang kesemuanya dikelola di Jakarta.
Pada tahun
1970-an hingga 1980-an, Universitas Indonesia memiliki tiga kampus: Salemba, Pegangsaan
Timur, dan Rawamangun.
Sejak tahun
2000, Universitas Indonesia menjadi satu dari sedikit universitas dengan status
Badan Hukum Milik Negara di Indonesia.
3. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI)
a) Alamat
Gedung Dekanat
FEB UI Kampus Widjojo Nitisastro. Jl. Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo, UI
Depok.
b) Sejarah
Pada awalnya,
pendidikan ekonomi masih merupakan jurusan sosial ekonomi pada fakultas hukum
dan ilmu pengetahuan masyarakat. Namun tidak lama setelah UI didirikan,
departemen pendidikan dan kebudayaan memutuskan untuk membuka Fakuktas Ekonomi
dan Bisnis untuk member jawaban akan
kebutuhan sendiri. Embrio FEB UI muncul setelah lima tahun Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia , sehingga tidak heran bila kelahiran FEB UI masih
dilingkupi nuansa yang kental akan Indonesia yang baru saja merdeka. Demi
menjawab tuntutan yang muncul untuk mencetak ahli-ahli perekonomian dan
pengelolaan perusahaan untuk membangun Indonesia maka kemudian didirikanlah FEB
UI.
FEB UI bermula
tanggal 18 September 1950, ketika jurusan Sosial-Ekonomi Fakultas Hukum
Universitas Indonesia (FHUI) memisahkan diri menjadi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis – UI (FEB UI). Maka jadilah mereka sebagai mahasiswa angkatan pertama di
FEB UI.
4. Visi
dan Misi FEB UI
Visi : Menjadi pusat pembelajaran ekonomi dan bisnis yang
unggul di Asia sehingga berkontribusi terhadap pembangunan Indonesia dan
masyarakat global.
Misi :
·
Memberikan kontribusi pada pengembangan
pengetahuan di bidang ekonomi dan bisnis.
·
Menyiapkan pemimpin yang memiliki
tanggung jawab sosial dan mampu menghadapi perubahan lingkungan global.
D. Cibaduyut
1. Letak
Geografis Lokasi
Letak
Cibaduyut berada di JL. TERS. CIBADUYUT NO. 108 DS.
CANGKUANG Kec. DAYEUHKOLOT Kab. Bandung
2. Sejarah
Singkat Cibaduyut
Di Bandung, tepatnya di Cibaduyut
terdapat Tugu Sepatu yang sangat terkenal.. Tugu ini terdiri dari 1
sepatu laki-laki dan 1 sepatu perempuan, yang mencitrakan ciri khas kota
cibaduyut sebagai sentra pembuatan alas kaki terbesar di Bandung dan Indonesia.
Dapat kita perhatikan kekayaan intelektual dan budaya yang luar biasa pada
corak masyarakat ini, hampir setiap rumah di cibaduyut menjadi produsen sepatu
baik skala besar maupun kecil. Para pengrajin sepatu yang berjibaku dengan home
industri sepatu tersebut secara alami menurunkan bakat dan kreativitasnya
kepada generasi setelahnya.
Pada awalnya sepatu Cibaduyut
muncul pada sekitar tahun 1920 dimana sebagian warga merupakan pekerja pada
pabrik sepatu di Bandung, namun akhirnya memutuskan untuk berhenti bekerja dari
pabrik tersebut. Berbekal dari penggalaman mereka bekerja pada pabrik sepatu
tersebut, mereka mulai merintis usaha pembuatan dan penjualan produk alas kaki
sederhana di lingkungan rumah dengan melibatkan anggota keluarga sebagai tenaga
kerjanya. Semakin lama, pesanan akan sepatupun semakin berkembang. Hal ini
menyebabkan mereka kewalahan dalam memenuhi permintaan pelanggan dan mulai
merekrut karyawan yang merupakan tetangga atau warga sekitar dalam pembuatan
usaha sepatu atau alas kaki tersebut. Situasi ini menyebabkan keterampilan
dalam membuat sepatu menyebar pesat di lingkungan masyarakat di Bandung,
khususnya masyarakat Cibaduyut.
Berdasarkan infomasi yang diperoleh
dari para pengusaha sepatu Cibaduyut, jumlah pengrajin sepatu yang ada di
Cibaduyut pada masa sebelum penjajahan Jepang tepatnya tahun 1940 ada sebanyak
89 orang. Ini merupakan dampak dari meningkatnya jumlah pesanan yang disebabkan
oleh kualitas yang sangat baik dari sepatu Cibaduyut yang sangat sesuai dengan
selera pembeli dimasa itu. Pada tahun 1950-an, jumlah usaha sepatu pun semakin
bertambah menjadi 250 unit usaha sepatu. Banyaknya jumlah unit usaha sepatu
inilah yang menyebabkan Cibaduyut dikenal sebagai sentra pembuatan sepatu
terbesar di Bandung pada tahun 1978.
Pusat perbelanjaan sepatu cibaduyut adalah pasar penjualan sepatu terpanjang di dunia, pada tahun 1989 pemerintah R.I meresmikan cibaduyut ini sebagai daerah tujuan wisata. Di Cibaduyut terdapat berbagai macam barang tidak hanya sepatu tapi juga tas, jaket, aksesoris dan berbagai barang souvenir lainnya yang terbuat dari bahan kulit asli.
3.
Ruang Lingkup
Produk dan Jasa
DATA
KOPERASI
|
|
1. No Registrasi
|
: 001597
|
2. Nama Koperasi
|
: KOP. PENGRAJIN SEPATU TAS & TOPI
TUNAS SEJATI
|
3. Disingkat Koperasi
|
:
|
4. Alamat Koperasi
|
: JL. TERS.
CIBADUYUT NO. 108 DS. CANGKUANG Kec. DAYEUHKOLOT Kab. Bandung
|
5. Bentuk Koperasi
|
:
|
6. Badan Hukum
|
Nomor : 291/BH/518-KOP/V/99
|
|
Tanggal : 28-05-1999
|
a).
Distribusi Sepatu Cibaduyut
Produk sepatu Cibaduyut di distribusikan di
Indonesia baik di kota besar seperti di Bandung, Jakarta, dan kota-kota
lainnya.
b).
Promosi Sepatu Cibaduyut
Salah satu upaya yang dijalankan oleh UKM
persepatuan Cibaduyut untuk memperluas jaringan pemasarn yaitu dengan menjalin
kerjasama dengan para distributor. Strategi lain yang dijalankan oleh para
pengrajin alas kaki di Sentra Industri Sepatu Cibaduyut adalah membuat dan
menyebarkan brosur secara langsung sebagai media promosi untuk menarik minat
calon konsumen. Strategi penyebaran brosur ini biasanya dilakukan dalam rangka
memperluas pemasaran dengan mengikuti acara pameran.

![]() |
|||
![]() |
![]() |
|||||||
![]() |
![]() |
||||||
![]() |
|||||||
d). Keuangan
Potensi industri sepatu Cibaduyut mampu menghasilkan
omzet sebesar Rp. 23 miliar dalam setahun. Terdapat kurang lebih 679 unit usaha
sepatu di Cibaduyut yang memproduksi sebanyak 3,5 juta pasang sepatu dalam
setahun. Jika musim libur sekolah atau menjelang tahun ajaran baru, terjadi
kenaikan permintaan 10 persen. Sedangkan menjelang lebaran, biasanya pesanan
sepatu meningkat mencapai 20 persen.
Bahan : ±
Rp 70.000 - Rp 100.000/pasang
Harga
produksi : ±
Rp 100.00 - Rp 300.000/pasang
Produksi
sehari : 40
pasang sepatu/karyawan
Gaji :
± Rp 4.000/pasang sepatu
± Rp 40.000/hari
± Rp 1,2 juta/bulan
Jam
kerja :
± 08.00 - 16.00 WIB
Produksi
per perusahaan rumahan :
700 - 1.000/bulan
Total
keuntungan :
Rp 200.000/kodi
BAB III
HASIL
TEMUAN DILAPANGAN
A. Kunjungan
Bursa Efek Indonesia
Kunjungan
PKL yang pertama bertempat di PT Bursa Efek Indonesia.Kunjungan tersebut
dilaksanakan pada hari selasa 23 Agustus 2016.Sekitar pukul 08.30 WIB peserta
praktikan tiba di lokasi.Pada hari itu bertepatan dengan Pembukaan Perdagangan
di Bursa Efek Indonesia. Dalam acara Pembukaan Perdagangan di Bursa Efek
Indonesia tidak hanya dihadiri praktikan dari STAIN Kudus saja, ada beberapa
mahasiswa dari beberapa Universitas, diantaranya dari Universitas Trisakti dan
Universitas Bunda Mulia yang mengikuti sosialisasi tentang amnesti pajak. Acara
pembukaan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia
dihadiri oleh beberapa tokoh penting diantaranya Direksi Bursa Efek
Indonesia, OJK, ketua Bank Indonesia, direksi ISSUE, Anggota LKPN, para advokat
dan para konsultan hukum.
Pada
acara tersebut, BEI melakukan kerjasama
dengan PT.Indonesian Technical Market Electronik dalam membantu program
pendidikan yang dilakukan ISSUE maupun yang dilakukan oleh LKPN.
Perdagangan
Bursa Efek Indonesia dibuka tepat pada pukul 09.00 WIB dengan nilai indek harga
gabungan saham senilai 5428 poin 15 atau mengalami peningkatan sebesar 0,1%
dibandingkan dengan indeks penutupan kemarin.
Setelah acara pembukaan, peserta praktikan dari
STAIN Kudus dipersilahkan menuju ke tempat diskusi di sebuah Galeri Bursa Efek
Indonesia.Pemateri yang mengisi acara tersebut adalah bu Puspita dengan tema
diskusi “Investasi di Pasar Modal Indonesia – Bursa Efek Indonesia”.
Bu Puspita menjelaskan bahwasanya kita perlu
melakukan investasi agar dimasa depan kehidupan kita bisa lebih baik lagi.
Karena dimasa depan tidak ada yang bisa menjamin kelangsungan hidup kita. Untuk
itu kita perlu melakukan investasi. Investasi sendiri dipengaruhi oleh beberapa
hal diantaranya, inflasi, peningkatan nilai kekayaan, ketidakpastian di masa
depan, kebutuhan dan keinginan.
Tahapan kehidupan dan tingkat pendapatan seseorang
dimulai saat berumur 20 tahun dia mulai bekerja dan mendapatkan gaji. Setelah
lama bekerja dan mendapatkan gaji yang
terus bertambah sampai dia berkeluarga. Ada masa dimana seseorang harus mempersiapkan segalanya untuk masa tua.
Karena dimasa tua itu produktivitas seseorang semakin menurun namun, kita masih
harus tetap bertahan hidup.Untuk bisa bertahan hidup kita harus
mempersiapkannya mulai dari sekarang.Salah satu caranya adalah dengan
berinvestasi.Setiap tahun tingkat inflasi mengalami kenaikan sedangkan mata
uang kita mengalami penurunan karena uang mempunyai sifat time value.
Misalnya,
makanan mcDonald’s pada tahun 1996
harga burger sekitar Rp 4600 dan pada tahun 2015 harga burger menjadiRp 31.500,
dalam kurun waktu 19 tahun ada 685% kenaikan harga.Dan setiap tahunnya ada
kenaikan 36% pertahun.Faktanya setiap tahun inflasi mengalami kenaikan,
sedangkan nilai rupiah mengalami penurunan.Untuk mengatasi hal tersebut kita
perlu melakukan investasi.
Semisal pada tahun 1993 kita mempunyai uang sebesar
7,8 juta lalu kita gunakan untuk membeli saham di PT Astra International
sebesar 5045 dengan harga 1546/saham. Setelah 18 tahun uang kita berubah
menjadi 340 juta.Ternyata ada kenaikan saham 24% pertahunnya.Harga saham naik
menjadi 66.150/sahamnya.Contoh berikutnya diambil dari data riil perhitungan
nilai investasi di PT Astra International.pada tahun 2000, 1 lot lembar saham
terdiri atas 500 lembar saham. Saat itu harga saham per lembarnya adalah Rp.
3.825.untuk membeli 1 lot saham pak anto membayar sebesar Rp. 1.912.500. Pada
tahun 2003 terdapat Rigt Issue (13:7) artinya setiap 13 lembar saham
mendapatkan bonus tambahan 7 saham sehingga jumlah saham menjadi 928 lembar.
Kemudian ditahun 2012 terjadi stock split (1:10) artinya setiap 1 lembar saham
dipecah menjadi 10 saham sehingga jumlah saham menjadi 9280. Pemecahan jumlah
saham tersebut dikarenakan harga saham per lembarnya sudah mencapai Rp. 72.000.
Setelah mengalami stock split harga saham menjadi Rp. 6.250/lembarnya.
Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang
memerlukan dana jangka panjang (emiten) dengan pihak yang perlu investasi pada
instrumen finansial (investor). Contoh Instrument finansial adalah saham,
obligasi, reksadana dan lain-lain.Saat ini opini masyarakat mengatakan bahwa
takut melakukan investasi karena 60% memiliki risiko tinggi. Untuk mengatasi
hal tersebut sebelum melakukan investasi kita perlu melihat emiten
kita.Bagaimana kondisi keuangannya selama 5 tahun terakhir, atau paling mudah
adalah melihat produk yang dihasilkan emiten di sekitar lingkungan
kita.Contohnya produk dari PT Unilever tbk.
Pasar modal Indonesia di mata dunia cukup bagus.
Performa IHSG 10 tahun terakir mengalami
kenaikan sebesar 295.1%. Kenaikan IHSG besar-besaran tersebut mayoritas
dinikmati investor asing.Di Indonesia investor asing mendominasi kepemilikan
saham sebesar 60%.
Antara
konsumsi dan investasi merupakan hal yang penting. Karena jika tidak ada
konsumsi maka Negara tidak akan mendapatkan pendapatan. Sedangkan pendapatan
Negara berasal dari hasil konsumsi masyarakat.Tidak semua pendapatan seseorang
dihabiskan untuk konsumsi adakalanya bisa disisihkan untuk berinvestasi.Namun,
hasil survei bank Indonesia menunjukan bahwa 67% pengeluaran masyarakat
Indonesia digunakan untuk konsumsi.14% digunakan untuk pembayaran cicilan
hutang.18% didunakan untuk menabung.Sedangkan 1% digunakan untuk investasi.
Investasi
dianalogikan seperti halnya menanam pohon.Pertama, Jika kita menginginkan pohon
yang baik tentu saja tergantung pada bibitnya.Demikian juga investasi.Sebelum
kita berinvestasi kita harus tahu tujuan utama investasi. Kedua, butuh proses dan waktu. Awalnya bibit pohon
yang kecil untuk bisa menjadi pohon yang besar dan menghasilkan buah yang
banyak tentu memerlukan proses dan waktu yang cukup panjang. Demikian juga
investasi.Ketiga, ada risiko tapi bukan perjudian. Setiap perjalanan waktu kita
harus menyadari akan ada risiko namun kita harus tetap berikhtiar melakukan
yang terbaik. Keempat, butuh disiram dan diberi pupuk untuk mengurangi
kemungkinan risiko yang ada. Kelima, berharap cuaca baik.Kondisi perekonomian
stabil agar perusahaan mendapatkan keuntungan.
B. Kunjungan
Ke Museum Bank Indonesia
Setelah dari kunjungan yang pertama kami melanjutkan
perjalanan kunjungan yang kedua yaitu ke Museum Bank Indonesia yang beralamat
di Jl. Pintu Besar Utara No. 3 Jakarta Barat – Indonesia. Kami tiba di Museum
Bank Indonesia sekitar pukul 15.30 WIB. Setelah kami tiba di Museum Bank
Indonesia kami langsung menuju lokasi karena lokasinya lumayan jauh dari tempat
parkir bus. Sepanjang kami berjalan menuju ke lokasi Museum Bank Indonesia
banyak teman – teman yang kena promosi jam tangan yang harga mulanya itu
katanya sampe Rp. 300.000,- tapi jam itu
bisa didapat dengan gratis jika menjawab pertanyaannya benar, setelah bisa
menjawab dengan benar malah disuruh membayar sebesar Rp. 30.000,- untuk
pajaknya. Sekitar 15 menit kami berjalan akhirnya kami sampai juga dilokasi.
Setelah kami tiba dilokasi kami langsung masuk ke dalam untuk melihat apa yang
ada di dalam dan bagaimana sejarah bank Indonesia.
Sejarah Museum Bank Indonesia itu menempati bangunan
yang berusia tua dan memiliki sejarah panjang dalam dunia perbankan di
Indonesia. Museum ini dulunya merupakan sebuah rumah sakit Binnen Hospitaal,
lalu kemudian digunakan menjadi sebuah bank yaitu De Javashe Bank (DJB) pada
tahun 1828. Lalu setelah kemerdekaan yaitu pada tahun 1953, bank ini
di-nasionalisasikan menjadi bank sentral Indonesia atau Bank Indonesia.
Penggunaan gedung ini sebagai kantor Bank Indonesia
tidak berlangsung lama. Pada tahun 1962, Bank Indonesia pindah ke gedung yang
baru. Sejak saat itu, gedung tersebut praktis kosong dan tidak digunakan lagi,
padahal gedung tersebut merupakan gedung yang mempunyai nilai sejarah tinggi
yang terancam kerusakan apabila tidak dimanfaatkan dan dilestarikan.
Melihat nilai historis yang tersirat pada gedung
ini, pemerintah akhirnya menetapkan bangunan tersebut sebagai bangunan cagar
budaya. Di samping itu, BI juga memiliki benda-benda dan dokumen-dokumen
bersejarah yang perlu dirawat dan diolah untuk dapat memberikan informasi yang
sangat berguna bagi masyarakat.
Dilandasi oleh keinginan untuk dapat memberikan
pengetahuan kepada masyarakat mengenai peran BI dalam perjalanan sejarah
bangsa, termasuk memberikan pemahaman tentang latar belakang serta dampak dari
kebijakan-kebijakan BI yang diambil dari waktu ke waktu secara objektif, Dewan
Gubernur BI saat itu telah memutuskan untuk membangun Museum Bank Indonesia
dengan memanfaatkan gedung BI Kota yang perlu dilestarikan.
Pelestarian gedung BI Kota tersebut sejalan dengan
kebijakan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang telah mencanangkan
daerah Kota sebagai daerah pengembangan kota lama Jakarta. Bahkan, BI
diharapkan menjadi pelopor dari pemugaran/revitalisasi gedung-gedung bersejarah
di daerah Kota. Museum ini diresmikan pada 21 Juli 2009 oleh Presiden Susilo
bambang Yudoyono dan telah dibuatkan prasastinya di lantai satu gedung, atau
dekat dengan tempat pelayanan pengunjung.
Dalam Cyber Museum Bank Indonesia ini diceritakan
mengenai perjalanan panjang BI dalam bidang kelembagaan, moneter, perbankan,
dan sistem pembayaran yang dapat diikuti dari waktu ke waktu, sejak periode DJB
hingga periode BI semasa berlakunya Undang-Undang No.11 tahun 1953, Undang-Undang
No.13 tahun 1968, Undang-Undang No.23 tahun 1999, dan Undang-Undang No.3 tahun
2004 saat ini.
Setelah kami membaca sejarahnya kami melanjutkan
membaca bagaimana posisi BI waktu dulu. Posisi BI zaman dulu itu pengeluaran
pemerintah untuk proyek – proyek pembangunan sangat besar, sementara penerimaan
sangat terbatas. Sebagai alat revolusi, BI bertindak ebagai kasir pemrintah dan
membantu menutupi defist anggaran. Dalam masa ekonomi terpimpin ini, menteri
keuangan bisa mengambil tidakan yang menyimpang dari UU pokok BI bila dianggap
perlu, dan segala wewenang Dewan Moneter berpindah tangan ke kabinet. Gubernur
BI duduk di kabinet sebagai menteri urusan Bank sentral. Posisi BI itu sangat
kurang memadai untuk masyarakat, terus merek itu berfikir bagaimana cara BI ini
bis auntuk digunakan masyarakat untuk menghidupkan ekonominya, dan akhirnya
lahir Bank Sentral yang lahir pada tanggal 1 Juli 1953, setelah lahirnya bank
sentral posisi BI yang sekarang berubah menjadi tugas Bank Indonesia di
Republik yang masih muda sangat penting mengatur nilai rupiah, dan
meyelenggarakan peredaran uang, serta memajukan urusan kredit dan perbankan.
Selain itu, BI wajib membantu menutup deficit anggaran . Ia melakukannya
melalui pemberian pinjaman uang muka dengan cara mencetak uang. Pimpinan BI
sekarang terdiri atas Dewan Moneter, Direksi Bank Indonesia, dan Dewan
Penasihat.
C.
Kunjungan Universitas Indonesia
Pada
kunjungan PKL yang ke tiga yakni bertempat di Universitas Indonesia tepatnya di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang beralamat di Gedung Dekanat FEB UI Kampus
Widjojo Nitisastro. Jl. Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo. Kunjungan
dilaksanakan hari Rabu, 24 Agustus 2016 pukul 09.00 WIB. Kunjungan
PKL di dampingi oleh Ketua STAIN Kudus Bapak Fathul Mufid,
Ketua Jurusan Bapak Abdurrohman Kasdi
dan beberapa Dosen pembimbing lapangan. Di sana kami mengikuti seminar
ekonomi dan bisnis yang bertemakan “Pengembangan UMKM Berbasis Nilai-Nilai
Syariah” yang di paparkan oleh narasumber-narasumber yang hebat dan TOP, yaitu
Bapak Dr. H. Rambat Lupiyoadi, S.E., M.E. selaku dosen FEB UI dan Bapak H.
Muhammad Hasan, S.Ag selaku CEO dan Founder Gaido Grup.
Profil
narasumber I
(a) Biografi
Nama : Dr. Rambat lupiyoadi, S.E., M.E.
Tempat lahir : Demak
(b) pendidikan
·
S1 bidang ilmu Ekonomi Manajemen di
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
·
S2 bidang ilmu Manajemen di Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
·
S3 bidang ilmu Bisnis di Fakultas Bisnis
Universitas Padjadjaran.
(c) Jabatan
dan Prestasi
·
Sejak tahun 1997 aktif sebagai staf
pengajar peneliti, konsultan di FEUI, MM UI, UKM Center UI dan Lembaga
Manajemen FEUI.
·
Ketua departemen pemasaran HIPPI
(himpunan pengusaha pribumi indonesia).
·
Bidang keahliannya adalah manajemen
pemasaran, pemasaran jasa, manajemen stratejik, kewirausahaan dan UMKM, serta
metode riset bisnis.
·
Mendapatkan penghargaan STIAMI Education
Award kategori dosen berprestasi.
·
Aktif dalam usaha pemberdayaan dan
pengembangan kewirausahaan UMKM di Indonesia.
·
Pernah diminta sebagai Associate
Expert JPMI (jaringan pengusaha muslim indonesia).
·
Sebagai penasihat di beberapa komunitas
wirausaha dan UKM, seperti Republik UKM Community dan Asosiasi Usaha Menengah
Indonesia (AUMI).
·
Mendapatkan penghargaan ISMBEA (indonesia
small medium business enterprise award) oleh majalah wirausaha dan keuangan
pada tahun 2014.
(d) Tema
seminar : Kemandirian melalui kewirausahaan
Bicara tentang
kemandirian adalah satu yaitu dengan membangun kewirausahaan, karena dengan
berwirausaha dapat membuat mandiri dan memajukan bangsa. Jatuh bangun dalam
bisnis jika menyerah mungkin tidak akan sampai menjadi pengusaha sampai sekarang. Mereka yang berjiwa entrepreneur memiliki cara
berfikir berbeda agar tetap bangkit.
Bisnis syariah jaminannya sudah
jelas. Syarat dalam bisnis syariah adalah “Barang siapa yang beramal sholeh
dan mukmin baik itu laki-laki atau perempuan, maka akan diberikan kehidupan
yang baik”.
Islam sendiri
tidak hanya berorientasi jangka pendek tetapi jangka panjang, terbukti bahwa
Allah SWT akan memberikan balasan kehidupan di akhirat.
Bila dilihat, Cina
yang merajalela dengan ekonominya dan ajaran concusianismenya, bahwa kunci dari
keberhasilan ekonomi Cina, mereka mempunyai orientasi tidak hanya jangka pendek
tetapi jangka panjang. Jadi tidak hanya untung saat ini saja. Jika dilihat harga-harga
produk Cina itu sangat murah sekali, karena mereka mempunyai orientasi jangka
panjang, jadi tidak hanya meraup untung saat ini saja. Pemikiran Cina adalah
masuk pasar, menguasai market, dan lama kelamaan harga nanti bisa dinaikkan
karena didasari oleh filosofi wirausaha.
Contoh PT Sosro,
awalnya perusahaan itu kecil, tidak serta merta besar seperti sekarang. Singkat
cerita, dulunya, dikampung pak sosro itu kampong kebun teh yang besar. Suatu
hari pak sosro kedatangan tamu kawan lama. Perasaan senang pastinya di kunjungi
oleh kawan lama. Yang namanya tamu, belum afdhol jika belum di jamu dengan teh
panas. Kala itu bu sosro tidak keluar dengan teh panasnya, akhirnya pak sosro
lah yang membuatnya. Pak sosro yang kebingungan mencari dimana tehnya, air
panasnya, gulanya, sampai-sampai tamunya pun ingin segera pulang. Akhirnya pak
sosropun berfikir, kenapa tidak ada teh yang siap disajikan.
Seorang entrepreneur
selalu mindsetnya yang dijadikan peluang. Bagaimana mengubah masalah menjadi
peluang. Itulah pemikiran seorang entrepreneur. Yang namanya entrepreneur
berfikir bagaimana bisnisnya berkembang dan berinovasi, ingin mensejahterakan
masyarakat dengan memberikan nilai tambah. Karena di dalam kamus wirausaha
tidak ada kata tidak mungkin.
Seorang entrepreneur
adalah orang-orang yang dapat mengubah tatanan bisnis menjadi berbeda.
Contohnya tukang ojek, banyak ditemui bahwa orangnya berkeringat, bau, harganya
tawar menawar, tidak ramah. Ditangan seorang entrepreneur, dia berfikir
bagaimana agar konsumen lebih tertarik. Maka munculah inovasi baru seperti
GOJEK.
Menjadi entrepreneur ada dua kemungkinan yaitu
karena minat dan kepepet dan karena adanya peluang.
Salah satu
penyebab beratnya menjadi entrepreneur adalah takut gagal, mental
kurang. Padahal, pakar ekonomi dari Australia menyatakan bahwa sebenarnya
Indonesia mempunyai modal dasar untuk kehidupan yang sejahtera, tinggal yang
mengelolanya saja.
Kenapa UMKM di
Indonesia masih belum makmur? mungkin saja UMKM di Indonesia ini masih
mempunyai mental UMKM wiraswasta yang hanya mampu menghidupi diri sendiri,
belum menjadi wirausaha.
Profil narasumber II
(a) Biografi
Nama : H. Muhammad Hasan, S.Ag
TTL :
Lebak Banten, 1 Juli 1971
Alamat : Jl. Caringin No. 5 Jakarta Pusat
Motto : Bagi saya hidup itu sukses atau sukses
(b) Pendidikan : Sarjana Agama Islam (SAg)
(c) Professional
Experience
·
CEO dan Founder Gaido Grup
·
KADIN (Kamar Dagang Indonesia)
Wakil ketua Kadin Nasional Komite
Timur Tengah
Bagian pengembangan promosi dan
ekspor
Januari 2012 – saat ini.
·
HIMPUH ( Himpunan Penyelenggara Umroh
dan Haji)
Ketua bidang umroh dan wisata
muslim, desember 2012 – saat ini.
Wakil Sekjen, 2008 – 2012
(d) Professional
Capabilities
·
Business consultant
·
Motivation skill
·
Public speaker
·
Event Consultant
(e) Companies
·
Canghir Ware
·
Gaido Grup
·
Gaido Travel & Tours
·
Banten Restaurant
·
PT President Tour & Travel
·
Padepokan Gunung Karang Banten
·
Gaido Mart
·
Gaido Collection
·
Majalah Haji dan Umroh
·
Beras Gunung Karang
·
Baduy Outbound
·
Kopi Gunung Karang
·
Sulton.Net
·
PT Bisnis Bandung
·
Bisnis Banten
·
Gaido Communication
·
Gaido Citra Media
·
Gaido Global Energy
·
Yayasan Anak Sholeh Indonesia
·
Rawayan Café
(f) Tema
seminar :
Penguatan Ekonomi Umat Melalui Bisnis Sesuai Syariah.
Seorang entrepreneur
harus punya keinginan yang besar untuk mencapai tujuan yang jelas. Jika tidak
punya tujuan yang kuat maka ditengah jalan akan tumpul bahkan menyerah. Lahir
di kampung, Lebak Banten kecamatan Baduy yaitu satu komunitas yang tertinggal
di Indonesia.
“Allah tidak
akan mengubah suatu kaum selain kaum itu sendiri yang mengubahnya”.
Pada awalnya
bisnis yang Bapak Hasan dirikan adalah perusahaan Haji dan Umroh. Berawal dari
modal Rp 53 juta dengan satu karyawan, dengan mengontrak kantor ukuran 3x4 m2.
Bisnis inilah yang menjadikan korporasi menjadi Gaido Group. Ada juga Gaido
Travel yang satu franchisenya dijual seharga Rp 150 juta. Bicara tentang
bisnis, salah satu momoknya adalah masalah. Banyak orang takut dengan masalah.
Padahal, dibalik masalah jika ditambah solusi sama dengan peluang. Peluang jika
ditambah solusi sama dengan keuntungan.
Sesuai dengan tema
seminar pada hari itu, yaitu bisnis kita adalah syariah. Karena syariah adalah
perintah Allah, dan yang tercontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Syariah yang
berlandaskan Al-Quran yang berisi firman-firman Allah, yang kita tidak mampu
untuk merubahnya.
Seorang entrepreneur ketika
sudah memiliki business plan, maka product knowledge bisa
didapatkan. Apa yang bisa dijual, maka jual. Yang paling penting adalah mengetahui
pangsa pasar. Dulu kenapa Bapak Hasan memilih perusahaan pertama adalah Haji
dan Umroh, karena share market dalam bidang ini adalah Ka’bah. Selagi
Ka’bah masih berdiri di Mekkah maka share marketnya ada dan karena
penduduk Indonesia adalah muslim terbesar di Indonesia.
Selain product
knowledge adalah struktur organisasi yang baik. Bisnis ini awalnya hanya ada
satu komisaris yakni istri Bapak Hasan sendiri dengan satu karyawan. Setelah 13
tahun yang lalu kini menjadi puluhan perusahaan, ini dikarenakan karena bapak
Hasan menggunakan konsep bisnis syariah.
Sistem yang
digunakan oleh Bapak Hasan untuk mengatur perusahaannya yaitu dengan
menggunakan konsep triangle dengan berdasarkan Ilmu Tauhid yaitu
keimanan, diucapkan dengan lisan, dii’tikadkan dengan hati dan dilakukan dengan
perbuatan. Karena Allah menjamin, “Barang siapa satu kampung, satu negeri
dia beriman kepadaku maka Kami turunkan keberkahan pada mereka”.
Gaido Group
menerapkan lima pilar dalam menguatkan bisnis untuk menuju bisnis yang sukses.
1. Well
planning, yakni dengan perencanaan yang baik.
2. Goal
(target yang terukur)
3. Strategy
yakni cara-cara unggul yang digunakan.
4. Good
team
yakni team yang handal dan solid.
5. Smart
personal.
Dalam bisnis konvensional, mereka menginginkan modal
yang kecil tapi untungnya besar, namun di dalam bisnis syariah, mereka
memerlukan modal secukupunya dan keuntungan sewajarnya. Bahkan sekarang pun
banyak pengusaha non muslim yang mempelajari konsep bisnis syariah dan
mengembangkannya.
Gaido
Grup
Perusahaan Gaido Travel didirikan pada tahun 2003.
Gaido Grup dibentuk pada tahun 2013. Tahun 2016 disebut sebagai masa pendirian
perusahaan. Tahun 2016-2019 adalah masa realisasi, dan tahun 2019-2022 adalah
masa ekspansi.
Visi Gaido Group adalah Gaido mendunia dengan
inovasi tanpa batas. Sedangkan misi Gaido Group adalah menciptakan lapangan
pekerjaan bagi masyarakat Indonesia.
D.
Kunjungan Ke Cibaduyut
Pada hari terakhir yaitu hari Kamis tanggal 25 Agustus
2016, kami melanjutkan perjalanan menuju pusat oleh-oleh di Cibaduyut yang
bernama Grutty. Sebelum pergi ke Grutty, kami terlebih dahulu makan pagi pada
pukul 06.00 WIB, kemudian check out dari BNB Hotel dan melanjutkan perjalanan
ke Grutty pada pukul 07.00 WIB. Setelah menempuh perjalanan sekitar 3 jam,
akhirnya kami sampai di Grutty Cibaduyut pada pukul 10.00 WIB. Cibaduyut adalah sebuah daerah di sekitar kota Bandung bagian selatan. Daerah ini terkenal
dengan kerajinan sepatunya. Hasil produksi sepatunya biasanya dipasarkan
langsung di pinggiran jalan Cibaduyut Raya dengan banyaknya kios dan toko
sepatu. Sedangkan produksinya ada di gang-gang belakang jalan Cibaduyut. Di kawasan Cibaduyut terdapat toko yang bernama
Grutty. Disana tidak hanya menjual berbagai macam sepatu, tetapi juga menjual
beranekaragam pakaian dengan gambar khas Bandung, tas, maupun boneka. Produk yang ditawarkan bukan hanya untuk
kalangan dewasa, melainkan juga terdapat produk yang ditujukan untuk anak
kecil. Disana juga terdapat foodcourtnya. Harganya pun lumayan murah.
l Kaos
lengan panjang Rp. 30.000 - Rp. 35.000
l Kaos
lengan pendek Rp. 25.000 - Rp. 30.000
l Boneka besar
Rp. 85.000 - Rp. 180.000
l Bantal
leher Rp. 25.000 - Rp. 30.000
l Sepatu
kualitas tinggi Rp. 40.000 - Rp. 60.000/pasang
l Sepatu
kualitas menengah Rp. 25.000 - Rp. 40.000/pasang
l Sepatu
kualitas rendah Rp. 25.000 kebawah/pasang
l Rp.
175.000 /pasang (pemesanan satuan) tergantung kesulitan pembuatnya.
Bangunan di toko Grutty
ada tiga
lantai. Hal
yang paling kami tidak sukai adalah ukuran baju yang tidak lengkap dan
kurangnya kesigapan dari pegawai di sana.
Untuk mencapai kawasan industri sepatu Cibaduyut, bisa dilakukan dengan
banyak cara. Kalau dari Stasiun bisa langsung naik angkot ke Cibaduyut.
Demikian juga jika dari terminal Cicaheum maupun dapat ditempuh dengan angkut
jurusan Leuwi Panjang.
Sebenarnya, Cibaduyut dekat dengan terminal Leuwi Panjang, jika dari sana
tinggal jalan kaki saja sekitar 300 meter sudah sampai kawasan Cibaduyut.
Kualitas sepatu Cibaduyut lumayan bagus, namun ada juga produk yang dijual
murah di Cibaduyut, namun produk berasal dari luar kota semisal sandal dan
sepatu murah dari Tasik maupun Ciomas Bogor.
Kawasan Cibaduyut ini lumayan padat dan parkir
relative sulit serta kondisi jalan yang tidak begitu lebar. Jadi anda mesti
ekstra sabar untuk mendapatkan parkir. Namun tetapi sekarang Grutty memiliki
parkir yang luas. Akses parkir mudah dan nyaman.
Dipusat oleh-oleh Grutty
Cibaduyut, kami hanya diberi waktu 1 jam. Tapi pada kenyataannya jadwal
tersebut molor beberapa menit karena ada dua teman kami yang ternyata tidak
berada di dalam bis, dan akhirnya kami semua menugguinya sampai mereka kembali.
Sesampainya di dalam bis, kedua orang itu didiamkan oleh seluruh peserta PKL
dan kemudian di soraki. Semua itu dilakukan atas usul dari TL bus kami yang
bernama Aris. Setelah semuanya lengkap, baru perjalanan dilanjutkan menuju ke
Trans Studio Bandung.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dari
paparan yang ada di atas apabila kita analisis dari beberapa kunjugan dan
kegiatan itu sangat bermanfaat dan menambah wawasan kepada mahasiswa. Semua
kegiatan yang telah dipaparkan dapat membuat para mahasiswa khusususnya di
prodi MBS dapat memahami mengenai bisnis yang sekarang ini sangat mendunia.
Selain itu dapat membuka cakrawala mahasiswa dan dapat lebih berfikiran kritis
dalam perkuliahan nanti.
Mengenai kegiatan atau kunjungan di Bursa
Efek Indonesia. Pada kunjungan itu kita dipaparkan atau dijelaskan mengenai pasar
modal dan investasi yang selama ini kita kurang memahami. Apalagi hal tersebut
merupakan sebuah masalah yang paling kompleks di Indonesia karena pada saat ini
negara Indonesia masih menjadi negara berkembang jadi perlu adanya investor
dari negara lain. Selain itu, perlu adanya kesadaran bagi masyarakat Indonesia
untuk ikut andil menjadi investor lokal. Karena kita ketahui 60% investor di
Indonesia dikuasai oleh asing. Perlu adanya sosialisasi dan keinginana yang
kuat sehinnga perekonomian Negara bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Kegiatan
kunjungan di Unviversitas Indonesia adalah mengkuti seminar Ekonomi dan Bisnis
tepatnya pada FEB UI. Di sana kami banyak diberi masukan-masukan bagaimana
menciptakan kemandirian melalui wirausaha, dan bagaimana memperkuat ekonomi
umat lewat bisnis syariah. Seminar kali ini sangat menarik dan antusias kami
karena selaras dengan prodi kami yakni manajemen bisnis syariah.
Dalam
kunjungan ke Museum Bank Indonesia itu kami bisa mengetahui kagiatan – kegiatan
Bank pada zaman dahulu karena bank sekarang ini jauh berbeda dengan kegiatan
bank zaman dahulu. Dulu yang mulanya bank tidak ada kegiata Landing dan Funding
sekaranng kegiatan tersebut sudah ada di bank – bank se Indonesia bahkan se
Manca negara.
Kunjungan
yang terakhir ke Cibaduyut, disana kami mendapatkan banyak pengalaman yang tak
terhingga karena disana kami bisa belanja sepuasnya dan dapat melihat juga
membeli produk sepatu kulit asli yang sudah terkenal ke manca negara. Selain itu
disana harganya juga relatif terjangka, bahkan kami sampai menghabiskan banyak
uang untuk membeli oleh – oleh untuk di bawa pulang ke Kudus.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bursa
Efek Indonesia memiliki peran penting khususnya di bidang perekonomian. Dengan
adanya Bursa Efek Indonesia kita dapat mengetahui perkembangan harga saham
dunia. Sehingga kita bisa membandingkan tingkat kenaikan harga saham dengan negara
lain. Selain itu, dengan adanya Bursa Efek Indonesia bisa dijadikan tempat bagi
para investor yang ingin menanamkan modal.
2. Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral
merupakan lembaga yang sangat vital dalam kehidupan perekonomian nasional
karena kebijakan-kebijakan yang ditempuh oleh BI akan memiliki dampak yang
langsung dirasakan oleh masyarakat. Museum Bank Indonesia ini berfungsi sebagai
lembaga untuk mengumpulkan, menyimpan,
merawat, aman dan memanfaatkan berbagai artefak dan benda-benda yang berkaitan
dengan perjalanan panjang dari Bank Indonesia.
3. Di dalam seminar
yang diadakan di FEB UI dapat di ambil pengajaran bagaimana mengubah masalah
menjadi sebuah peluang, meningkatkan orientasi tidak hanya jangka pendek tetapi
jangka panjang, dan menciptakan suatu value added. Serta ekonomi umat dapat
menguat melalui bisnis sesuai syariah.
4. Cibaduyut
adalah pusat pemasaran industri di kota Bandung. Cibaduyut adalah tempat
berbelanja oleh-oleh khas bandung, seperti sepatu, tas, baju, boneka gantungan
kunci, jaket dll. Di tempat ini kitadapat di manjakan dengan berbagai toko-toko
yang menawarkan berbagai barang dengan harga yang relatif murah.
B. Saran
1.
Seminar di Bursa Efek Indonesia saya rasa sudah
memuaskan karena sudah sesuai dengan Prodi MBS
2. Dengan
diresmikannya Museum Bank Indonesia (BI) semoga dapat memberikan pengetahuan
baru bagi masyarakat, terutama dalam hal perbankan. Dengan hal ini diharapkan
pemerintah dapat menjaga dan merawat museum Bank Indonesia agar benda-benda dan
dokumen-dokumen bersejarah menjadi bahan pembelajaran untuk generasi
selanjutnya.
3. Kunjungan di Universitas Indonesia
Alhamdulillah sudah sangat memuaskan karena seminar yang disampaikan bisa
memotivasi mahasiswa prodi MBS untuk terjun ke dunia bisnis
4. Kunjungan di
Cibaduyut juga baik, tetapi alangkah lebih baiknya lagi waktunya diperpanjang.
C. Penutup
Dengan senantiasa
memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, hidayat
dan taufiq-Nya, berkat kuasa dan kehendak-Nya Kami dapat menyelesaikan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) sekaligus penyusunan laporan PKL ini.
Kami menyadari
laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka Kami senantiasa mengharapkan
kontribusi dari para pembaca dalam bentuk saran maupun kritikan yang kontruktif
demi perbaikan dan kesempurnaan laporan untuk selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
JADWAL KEGIATAN
PKL STAIN KUDUS JURUSAN
SYARI’AH & EKONOMI ISLAM
( 22 – 26 AGUSTUS 2016
)
Hari/Tgl
|
Waktu
|
Acara
|
Keterangan
|
Senin, 22 Agustus 2016
|
14.30
WIB
|
Persiapan
Keberangkatan
|
Start
kampus STAIN Kudus
|
15.00
WIB
|
Berangkat
dari Kudus menuju ke Jakarta
|
|
|
18.00
WIB
|
Istirahat
solat dan makan malam secara prasmanan
|
RM
Salsabil Kendal
|
|
19.00
WIB
|
Melanjutkan
perjalanan ke Jakarta
|
|
|
Selasa,23 Agustus 2016
|
04.30
WIB
|
Transit
untuk istirahat dan mandi
|
|
06.30
WIB
|
Makan
pagi secara prasmanan
|
|
|
07.00
WIB
|
Perjalanan
menuju tempat kunjungan
|
|
|
09.00
WIB
|
Kunjungan
I di Bursa Efek Indonesia
|
Jl.
Jend. Sudirman kav 52-53 Jakarta Selatan
|
|
11.00
WIB
|
Melanjutkan
perjalanan menuju kunjungan ke II dan makan siang dalam bentuk box
|
|
|
13.00
WIB
|
Kunjungan
ke II di Museum Bank Indonesia
|
Jl.
Pintu Besar Utara No.3 Jakarta
|
|
17.00
WIB
|
Chek
in hotel untuk istirahat
|
|
|
20.00
WIB
|
Free
Program ( acara dapat diatur sendiri )
|
Hotel
BNB Kelapa gading
|
|
Rabu, 24 Agustus 2016
|
06.30
WIB
|
Makan
pagi secara prasmanan
|
Hotel
BNB Kelapa Gading
|
07.30
WIB
|
Perjalanan
menuju tempat kunjungan
|
|
|
09.00
WIB
|
Kunjungan
ke III di Universitas Indonesia
|
Gedung
Dekanat FEB UI kampus Widjojo Nitisastro. Jl. Prof. Dr. Sumitro
Djojohadikusumo UI Depok
|
|
11.00
WIB
|
Perjalanan
menuju ke lokasi selanjutnya dan makan siang dalam bentuk box
|
|
|
13.00
WIB
|
Wisata
di TMII
|
|
|
15.00
WIB
|
Melanjutkan
perjalanan menuju ITC
|
|
|
16.00
WIB
|
Wisata
belanja di ITC Cempaka Mas dan makan malam dalam bentuk box
|
|
|
18.00
WIB
|
Kembali
ke hotel untuk istirahat
|
|
|
20.00
WIB
|
Free
program ( acara dapat diatur sendiri )
|
Hotel
BNB kelapa Gading
|
|
Kamis,25 Agustus 2016
|
06.00
WIB
|
Makan
pagi prasmanan di hotel
|
Hotel
BNB Kelapa Gading
|
07.00
WIB
|
Check
out hotel melanjutkan perjalanan menuju ke Bandung
|
|
|
10.00
WIB
|
Shopping
di Cibaduyut
|
|
|
12.00
WIB
|
Perjalanan
ke Trans Studio Bandung
(
makan siang dalam bentuk box )
|
|
|
13.00
WIB
|
Berwisata riang di Trans Studio Bandung
|
|
|
17.00
WIB
|
Keluar
dari Trans Studio Bandung
|
|
|
18.00
WIB
|
Makan
malam prasmanan
|
RM
Sukahati
|
|
20.00
WIB
|
Perjalanan
pulang ke Kudus
|
|
|
Jum’at,26 Agustus 2016
|
05.00
WIB
|
Sampai
di kota Kudus tercinta
|
Finish
Kampus tercinta STAIN Kudus
|
DOKUMENTASI DAN FOTO
![]() |
||||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||
![]() |
![]() |
|||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||
Seminar di FEB UI
Baju
Khas Bandung Cibaduyut
![]() |
||||||||
![]() |
||||||||
![]() |
||||||||
![]() |
![]() |
|||||||
![]() |
[1]
http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/visidanmisi.aspx&ei=9bu10x (Diakses pada 5 September 2016,
22:45 WIB)
[2]
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/05/pengertian-pasar-modal-bursa-efek (diakses pada 5 September 2016,
22:50 WIB)
[3]http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/05/pengertian-pasar-modal-bursa-efen (diakses pada 5 September 2016,
22:50 WIB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar