Rabu, 15 Februari 2017



ANALISIS BIAYA PEMASARAN
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Akuntansi Biaya
Dosen Pengampu: Ita Rakhmawati,S.Pd., M.Si








Disusun Oleh:

Via Andriyani                              (1420310026)
 

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM/MBS
TAHUN 2016


BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Kemajuan teknologi dalam berproduksi mengakibatkan jumlah produk yang dapat dihasilkan secara besar – besaran dan dapat menekan biaya produksi satuan serendah mungkin, oleh karena itu seringkali masalah yang dihadapi perusahaan adalah bagaimana cara memasarkan produk yang dihasilkan tersebut. Dengan kemajuan teknologi mengakibatkan pula persaingan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain di dalam memasarkan produk semakin tajam, sehingga mengakibatkan biaya pemasaran semakin besar.
Untuk dapat memasarkan produk dengn sukses, maka perusahaan menggunakan konsep pemasaran yang baik, yaitu dengan melayani langganan atau pembeli yang dapat memuaskan mereka tetapi perusahaan juga dapat memperoleh laba yang diharapkan.
  1. Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian biaya pemasaran  ?
2.      Bagaimana manfaat Pengawasan dan Analisa Biaya Pemasaran ?
3.      Bagaiman Analisa Biaya Pemasaran Menurut cara penerapan usaha pemasaran ?











BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Biaya Pemasaran
Ditinjau dari kegiatan pemasaran, pengertian biaya pemasaran adalah meliputi semua biaya dalam rangka menyelenggarakan kegiatan pemasaran, yaitu :
1.      Biaya untuk memperoleh atau menimbulkan pesanan (Order Aquiring Cost atau Order Getting Cost)
Biaya memperoleh pesanan meliputi semua biaya yang terjadi dalam rangka untuk mencari atau menimbulkan pesanan dari pembeli kepada perusahaan. Dari segi fungsinya biaya ini dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
a.       Biaya promosi dan adpertensi
b.      Biaya penjualan
2.      biaya untuk memenuhi atau melayani Pesanan (Order filling Cost)
Biaya memenuhi pesanan meliputi semua biaya yang terjadi dalam rangka memenuhi atau melayanu pesanan yang ditrma dari pembeli. Dari segi fungsinya biaya ini dapat digolongkan menjadi empat kelompok, yaitu :
a.       biaya penggudangan dan penyimpanan
b.      biaya pengepakan dan pengiriman
c.       biaya pemberian kredit dan pengumpulan piutang
d.      biaya administrasi penjualan
biaya penjualan sebenarnya berhubungan dengan fungsi untuk memperoleh pesanan dan sekaligus berhubungan pula dengan fungsi melayani pesanan. Sebagai contohnya itu sales.
  1. Manfaat Pengawasan dan Analisa Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran diawasi dan dianalisa dengan tujuan dapat mmberikan manfaat untuk :
1.      Penentuan biaya
Dengan adanya pengawasan dan analisa biaya pemasaran akan dapat menentukan besarnya biaya unutk setiap cra penggolongan biaya pemasan dengan relatif teliti dan adil, misalnya setiap jenis biaya, setiap fungsi pemasaran, atau setiap pusat laba.
2.      Pengawasan dan analisa biaya pemasaran
Dalam pengawasan dan analisa dapat diterpakan dalam pertanggungjawaban terjadinya biaya pemasaran. Data biaya akan dikumpulkan dan dikelompokkan kedalam setiap fungsi didalam kegiatan pemasaran, sehingga dapat ditetapkan siapa yang bertanggung jawaban biaya yang dapat dikendalikan oleh fungsi yag bersangkutan.
3.      Perencanaa dan pengarahan usaha pemasaran
Pengawasan dan analisa biaya pemasaran bermanfaat dalam menyediakan data kepada eksekutif pemasaran yang memerlukan informasi untuk perencanaan dan pengaraan usaha pemasaran. Dalam hal ini usaha pemasran akan diarahkan sehingga perusahaan dapat mencapai laba yang optimal dan mengeliminasi adanya ketidakefisienan.[1]
  1. Analisa Biaya Pemasaran Menurut cara penerapan usaha pemasaran
Analisis biaya pemasaran menurut jenis biaya dan fungsi hana berguna untuk pengendalian biaya, tetapi tidak membantu dalam mengarahkan kegiatan pemasaran. Kegiatab pemasaran tidak akan efektif jika tidak ada pengarahan yang baik. Oleh karena itu perlu diadakan analisa biayabpemasaran yang dapat menyajikan kepada profitability usaha pemasaran tertentu.
Analisis biaya pemasaran menurut cara penerapan usaha pemasaran dapat dibagi sebagai berikut :


1.      Analisis Menurut jenis produk
Untuk perusahaan yang menjual beberapa jenis produk dapat menganalisa profitabilitas setiap pusat laba berdasar jenis produk atau barang dagangan yang dijual. Dari analisa ini akan diperoleh informasi yang bermanfaat untuk :
a)      Mengetahui jens produk apa yang dikehendaki oleh konsumen dan besarnya laba yang diperoleh perusahaan dari setiap jenis produk tersebut.
b)      Mengarahkan usaha pemasaran pada berbagai jenis produk yang dapat menghasilkan laba paling besar.
c)      Mengendalkan biaya pemasaran agar biaya pemasaran setiap jenis produk dapat ditekan serendah mungkin.
d)     Membantu manajemen dalam menyajikan informasi yang bermanfaat untuk penentuan harga jual.
2.      Analisis Menurut daerah penjualan
Analisa berdasar daerah penjualan dilakukan apabila perusahaan menjual produknya secara langsung kedalam daerah penjualan yang cukup luas, daari analisa ini manajer penjualan diharapkan dapat mengarahkan usaha pemasaran ke berbagai daerah dan mengendalikan biaya pemasaran pada setiap daerah pemasaran.
Analisa berdasar daerah penjualan didorong pula adanya pembedaan daerah penjualan yang satu dengan daeah penjualan yang lain, misalnya dalam hal keinginan dan kebutuhan langganan setiap daerah, transportasi setiap daerah, penduduk setiap daerah.
Dalam pembagian daerah penjualan hendaknya tidak menjadi terlalu banya dan terlalu sedikit. Apabila daerah penjualan dibagi terlalu banyak akan berakibat setiap daerah memiliki area yang terlalu sempit sehingga pengelolaanya menjadi terlalu mahal dan juga sebalikanya.
3.      Analisis beradasar Langganan
Pada analisa ini tidak seperti analisa berdasarkan jenis produk yang dijual atau berdasar daerah penjulan yang keduanya relatif mudah dilakukan, analisa berdasar langganan relatif lebih sulit dan kompleks. Hal ini disebabkan sulitnya mengidentifikasikan biaya pemasaran kepada langanan atau kelompok langganan tertentu, sebagian besar biaya umumnya dinikmati bersama oleh langganan – langganan atau kelompok langganan. Oleh karena itu alokasi yang adil, teliti, dan praktis kepada setiap kelompok langganan merupakan masalah yang sulit dan kompleks.
Analisa berdasar langganan umumnya tidak dilakukan untuk setiap langganan secara individu akan tetapi berdasar kelompk langganan tertentu misalnya :
a)      Analisa berdasar jumlah pembelian rata – rata oleh langganan dalam periode tertentu, misal satu atau satu bulan.
b)      Analisa berdasar besarnya pesanan langganan setiap kali melakukan
c)      Analisa berdasar klas langganan
4.      Analisa berdasar penjual (Salesman)
Analisa profitabilitas usaha pemasaran dapat dilakukan untuk setiap penjual atau sekelompok penjual, yaitu dengan jalan menghubungkan kemampuan penjualan dibandingkan biaya yang langsung berhubungan dengan kegiatan setiap pejual.
Adapun tujuan analisa berdasar penjual adalah sebagai berikut :
a)      Penentuan Profitabilitas
b)      Pengendalian Biaya
 Berikut contoh analisa biaya pemasaran menurut jenis produk.[2]
Contoh soal  : Analisa Profitabilitas Setiap Jenis Produk
PT Adhi menggunakan dasar sebagai berikut :
Fungsi
Alat Pengukur Jasa
Kapasitas Normal
Promosi  dan Adpertasi
Penjualan
Penggudangan dan penyimpanan
Pengepakan dan pengiriman
Kredit dan penagihan
Administrasi Pemasaran
Jumlah rupiah hasil penjualan
Jumlah rupiah hasil penjualan
Jumlah berat produk
Jumlah berat produk
Jumlah frekuensi penagihan
Jumlah faktur penjualan
50.000.000
50.000.000
1.000.000 kg
1.000.000 kg
8.000 kali
20.000 set

satuan pengukur jasa setiap fungsi digunakan untuk : (1) menghitung tariff jasa setiap fungsi pemasaran, yang dipisakan pula ke dalam tarip tetap dan tariff variable, (2) menyusun anggaran fleksibel setiap fungsi.













Besarnya anggaran penjualan, anggaran harga pokok penjualan, berat produk, frekuensi penagih, dan jumlah penjualan dalam tahun 1983 sebagai berikut :










Besarnya biaya administrasi dan umum dinikmati bersama oleh ketiga macam produk tersebut besarnya Rp. 3.000.000,- dialokasikan pada setiap jenis produk dengan jumlah yang sama. Biaya administrasi dan umum tersebut dianggap semuanya merupakan elemen biaya tetap.
Diminta :  menganalisa profitabilitas setiap jenis produk yang dijual apabila :
  1. digunakan konsep harga pokok penuh (Full Costing)
  2. digunakan konsep harga pokok variable (Variable Costing)[3]










Penyelesaian contoh I :
  1. analisa bersadar konsep harga pokok penuh sebagai berikut :





























Keterangan :
o   penjualan dan harga pokok penjualan


 







o   biaya pemasaran
-          Advertasi dan Promosi dari penjualan
Produk A = 5,4% x Rp. 15.000.000 = Rp. 810.000
-          Penjualan dari penjualan
Produk A = 3,2% x Rp. 15.000.000 = Rp. 480.000
-          Penggudangan dari jumlah berat produk








Produk A = Rp 1,3 x 150.000 = Rp. 195.000
-          Pengepakan dan pengiriman dari jumlah berat produk
Produk A = Rp. 1,1 x 150.000 = Rp. 165.000
-          Kredit dan penagihan dari jumlah frekuensi penagihan
Produk A = Rp. 87,50 x 1.000 = Rp. 87.500
-          Administrasi pemasaran dari jumlah faktur penjualan
Produk A = Rp. 30,00 x 5.000 = Rp 150.000

  1. Analisa berdasarkan konsep harga pokok variabel
Pt. Adhi
Analisa Profitabilitas Setiap Jenis Produk
Menurut Anggaran
Tahun 1983
KONSEP HARGA
POKOK VARIABEL























                                                     
Keterangan :
o   Harga pokok penjualan Variabel





o   Biaya Pemasaran Variabel
-          Adpertensi dan Promosi dari penjualan
Produk A = 0,6% x Rp. 15.000.000 = Rp. 90.000
-          Penjualan dari volume penjualan
Produk A = 1,6% x Rp. 15.000.000 = Rp. 240.0000
-          Penggudangan dari berat produk
Produk A = Rp. 0,30 x 150.000 = Rp. 45.000
-          Pengepakan dan pengiriman dari berat produk
Produk A = Rp 0,50 x 150.000 = Rp. 75.000
-          Kredit dan penagihan dari frekuensi penagihan
Produk A = Rp. 25,00 x 1.000 = Rp 25.000
-          Administrasi pemasaran dari jumlah faktur
Produk A = Rp. 5,00 x 5.000 = Rp 25.000
o   Harga pokok penjualan tetap






o   Biaya pemasaran tetap
Perhitungan seperti perhitungan biaya pemasaran variabel
-          Biaya Adpertasi dan Promosi
Produk A = 4,8% x Rp. 15.000.000 = Rp. 720.000
Contoh 2 :  Analisa Profitabilitas setiap Daerah Penjualan
PT Adhi menjual 3 jenis produk yaitu A, produk B, produk C . produk tersebut dijual pada dua daerah penjualan yaitu Daerah Penjualan Pandawa (Pa) dan Daerah penjualan Astina (As), perincian rencana penjualan keetiga jenis produk pada dua daerah penjualan tersebut :








Biaya administrasi dan umum dialokasikan pada setiap daerah penjualan dengan perbandingan yang sama
Diminta : Menganalisa Profitabilitas setiap daerah penjualan
Penyelesaian Contoh 2 :
PT Adhi
Analisa Profitabilitas setiap Daerah Penjualan
Menurut Anggaran Tahun 1983












Keterangan :
  • Penjualan dan harga pokok penjualan (HPP) setiap daerah










  • Biaya Pemasaran
-   Advertasi dan promosi dari volume penjualan
Daerah Pandawa = 5,4% x Rp. 32.400.000 = Rp. 1.749.600
 











-   Penjualan dari volume penjualan
Daerah Pandawa = 3,2 % x Rp. 32.400.000 = Rp 1.036.800
-   Penggudangan dari jumlah berat produk
Daerah Pandawa = Rp 1,3 x 610.000 = Rp 793.000
-   Pengepakan dan pengiriman dari jumlah berat produk
Daerah Pandawa = Rp 1,1 x 610.000 = Rp. 671.000
-   Kredit dan penagihan dari frekuensi penagihan
Daerah Pandawa = Rp. 87,50 x 3.000 = Rp. 262.500
-   Administrasi pemasaran dari jumlah faktur
Daerah Pandawa = Rp. 30,00 x 4.000 = Rp 120.000
Dari analisis profitabilitas setiap daerah penjualan bahwa daerah pandawa dapat menghasilkan laba yang cukup besar, sedangkan daerah astina malahan mengalami kerugian sebersar Rp. 127.100.
PT Kristina
Analisa profitabilitas Langganan
Berdasar jumlah Pembelian rata – rata
Tahun 1983
 



















Dari tebel diatas dapat dianalisa sebagai berikut :
  1. Meskipun langganan kelompok besar jumlahnya hanya 20 atau 10%, tetapi setiap langganan menghasilkan laba bersih sebelum biaya tidak langsung paling tinggi yaitu Rp 6.000 per langganan atau jumlah total sebesar Rp 120.000 (40%).
  2. Untuk langganan kelompok sedang jumlahnya cukup banyak yaitu 100 atau 50, dapat menghasilkan laba bersih sebelum biaya tidak langsung sebesar Rp 2.000 per langganan dengan jumlah total sebesar Rp 200.000 (67%)
  3. Langganan kelompok kecil jumlahnya 80 atau 40%, tetapi langganan kelompok ini tidak dapat menutup biaya pemasaran langsung dan menderita rugi sebelum diperhitungkan biaya tidak langsung sebesar Rp 250 per langganan atau jumlah total Rp 20.000 (-7%). Perlu perhatikan kasus terhadap kelompok langganan kecil ini, apakah perlu dilanjutkan, atau diberhentikan atau ditempuh kebijaksanaan lain.
Analisa berdasar klas langganan
Analisa berdasarkan klas langganan mempunyai tujuan yang sama dengan analisia profitabilitas berdasar jumlah pembelian rat-rata oleh langganan dalam periode tertentu yang telah dibahas dimuka.
PT.Akuaviva
Analisa profitabilitas langganan
Berdasar besarnya pesanan setiap kali pembelian
Tahun 1983
 







Penggolongan klas langganan dapat dikelompokkan dengan berbagai cara, misalnya berdasar kepada siapa penjualan dilakukan: kepada penyalur, langsung kepada pemakai, atau dijual eceran.
PT.Cinta Alam
Analisa profitabilitas berdasar klas langganan
Tahun 1983


 











Dari tebel diatas dapat dianalisa sebagai berikut:
  1. Klas langganan eceran memberikan persentase laba kotor yang paling tinggi yaitu 25%, tetapi diikuti oleh biaya pemasaran langsung yang tinggi pula yaitu 20%. Alokasi biaya tidak langsung pada klas langganan eceran besarnya 11% dari penjualan , sehingga mengakibatkan klas tersebut rugi sebesar 6% atau dengan jumlah absolute Rp 170.000. meskipun rugi klas langgan eceran masih dapat menutup biaya pemasaran langsung dan memberikan sumbangan untuk menutup biaya tidak langsung, sehingga apabila tidak diperoleh altrernatif lain yang lebih baik klas langganan tersebut perlu dipertahankan.
  2. Untuk klas langgana penyalur dan langganan pemakai keduanya mampu mengahasilkn laba bersih, dimana klas penyalur dengan profitabilitas lebih tinggi baik jumlah relative maupun absolute, meskipun langganan pemakai memberikan laba kotor lebih tinggi yaitu 20% tetapi diikuti pula biaya presentase yang lebih tinggi pula.
Dari tebel diatas dapat dianalisa sebagai berikut:
  1. Penjual A mengalami rugi Rp. 100.000 atau 0,4% dari penjualan. Penjual A tidak dapat bekerja dengan baik volume penjualannya relative hambar dan hanya mencapai 80% dari kuota penjualan yang sudah ditentukan, tetapi jumlah biaya konsumen cukum tinggi yaitu 13%.
Contoh soal 4.
PT. Garam Dunia
Analisa prifitabilitas penjual
Tahun 1983









  1. Penjual B meskipun volume pnjualannya sebesar penjual A akan tetapi akan menekan biaya langsung yaitu sebesar 10%, sehingga penjual B masih dapat menghasilkan laba. Di lihat dari kuota penjualan ternyata penjual B juga dapat melampauinya. Dari data tersebut dapat di nilai bahwa penjual B termasuk penjual yang baik.
  2. Demikian seterusnya analisa setip penjual, misalnya penjual F dapat mencapai volume penjualan paling tinggi yaitu sebesar Rp. 54.000.000 dan mencapai kuota penjualan 125% akan tetapi penjual F hanya dapat menghasilkan laba bersih dengan persen yang rendah yaitu 4,3%. Sedangkan penjual H yang dapat mencapai volume penjualan Rp. 46.000.000 dan hanya mencapai 101% kuota ternyata dapat menghasilkan persentase laba yang paling besar yaitu 11,5%.[4]



BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan BAB II yaitu pembahasan dapat kami simpulkan bahwasannya analisis biaya pemasaran adalah semua biaya dalam rangka menyelenggarakan kegiatan pemasaran yang terdiri dari :
1.    Biaya untuk memperoleh atau menimbulkan pesanan (Order Aquiring Cost atau Order Getting Cost)
2.    Biaya untuk memenuhi atau melayani Pesanan (Order filling Cost)
Selain itu analisis biaya pemasaran juga mempunyai manfaat untuk :
1.    Penentuan biaya
2.    Pengawasan dan analisa biaya pemasaran
3.    Perencanaa dan pengarahan usaha pemasaran
Dan juga analisis biaya pemasaran menurut jenis usahanya itu ada beberapa salah satunya yaitu menganalisis berdasarkan jenis produknya.















DAFTAR PUSTAKA
Supriyono. 1989. Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian Biaya serta pembuatan keputusan. BPFE : Yogjakarta


[1] Supriyono, Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian Biaya serta pembuatan keputusan, Yogjakarta, BPFE, 1989, Hal. 200 – 202
[2] Ibid, Hal. 202 - 209
[3] Ibid Hal. 213- 218
[4] Ibid Hal. 219-236

Tidak ada komentar:

Posting Komentar